Kumpulan Cerita Fabel

Welcome To My Blog




Hasil gambar untuk kumpulan hewan kartun


Kali ini saya akan membagikan kumpulan cerita FABEL
tanpa basa basi lagi,ini dia :

contoh fabel kelinci dan kura kura
Kelinci dan Kura-kura


Di sebuàh hutàn kecil di pinggir desà àdà seekor kelinci yàng sombong. Dià sukà mengejek hewàn-hewàn làin yàng lebih lemàh. Hewàn-hewàn làin seperti kurà-kurà, siput, semut, dàn hewàn-hewàn kecil làin tidàk àdà yàng sukà pàdà kelinci yàng sombong itu. Suàtu hàri, si kelinci berjàlàn dengàn àngkuhnyà mencàri làwàn yàng lemàh untuk diejeknyà. Kebetulàn dià bertemu dengàn kurà-kurà.



“Hei, kurà-kurà, si làmbàt, kàmu jàngàn jàlàn àjà dong, làri begitu, biàr cepàt sàmpài.”



“Biàrlàh kelinci, memàng jàlànku làmbàt. Yàng penting àku sàmpài dengàn selàmàt ke tempàt tujuànku, dàripàdà cepàt-cepàt nànti jàtuh dàn terlukà.”



“Hei kurà – kurà, bàgàimànà kàlàu kità àdu làri? Kàlàu kàu bisà menàng, àku àkàn beri hàdiàh àpàpun yàng kàu mintà!”



Pàdàhàl di dàlàm hàti kelinci berkàtà, “Mànà mungkin dià àkàn bisà mengàlàhkànku?”



Kurà-kurà menjàwàb, “Wàh, kelinci mànà mungkin àku bertànding àdu cepàt dengànmu, kàmu bisà làri dàn loncàt dengàn cepàt, sedàngkàn àku berjàlàn selàngkàh demi selàngkàh sàmbil membàwà rumàhku yàng beràt ini.”



Kelinci menjàwàb làgi, “Nggàk bisà, kàmu nggàk boleh menolàk tàntàngànku ini! Pokoknyà besok pàgi àku tunggu kàu di bàwàh pohon beringin. àku àkàn menghubungi Serigàlà untuk menjàdi wàsitnyà.”



Kurà-kurà hànyà bisà diàm melongo. Di dàlàm hàtinyà berkàtà, “Mànà mungkin àku bisà mengàlàhkàn kelinci?”



Keesokàn hàrinyà si Kelinci menunggu dengàn sombongnyà di bàwàh pohon beringin. Serigàlà jugà sudàh dàtàng untuk menjàdi wàsit. Setelàh Kurà-kurà dàtàng Serigàlà berkàtà.



“Peràturànnyà begini, kàliàn mulài dàri pohon gàris di sebelàh sànà yàng di bàwàh pohon mànggà itu. Kàliàn bisà lihàt?”



Kelinci dàn kurà-kurà menjàwàb, “Bisà!”



“Nàh siàpà yàng bisà dàtàng duluàn di bàwàh pohon beringin ini, itulàh yàng menàng.” Oke, sàtu, duà, tigà, mulài!”



Kelinci segerà meloncàt mendàhului kurà-kurà, yàng mulài melàngkàh pelàn kàrenà dià tidàk bisà meninggàlkàn rumàhnyà.



“àyo kurà-kurà, làri dong!” Bàiklàh àku tunggu disini yà.”



Kelinci duduk sàmbil bernyànyi. àngin wàktu itu berhembus pelàn dàn sejuk, sehinggà membuàt kelinci mengàntuk dàn tàk làmà kemudiàn kelinci pun tertidur. Dengàn pelàn tàpi pàsti kurà-kurà melàngkàh sekuàt tenàgà. Dengàn diàm-diàm dià melewàti kelinci yàng tertidur pulàs. Beberàpà làngkàh làgi dià àkàn mencàpài gàris finish. Ketikà itulàh kelinci bàngun. Betàpà terkejutnyà dià melihàt kurà-kurà sudàh hàmpir mencàpài finish sekuàt tenàgà dià berlàri dàn meloncàt untuk mengejàr kurà-kurà. Nàmun sudàh terlàmbàt, kàki kurà-kurà telàh menyentuh gàris finish dàn pàk serigàlà telàh memutuskàn bàhwà pemenàngnyà àdàlàh kurà-kurà. Si kelinci sombong terdiàm terhenyàk, seolàh tàk percàyà bàhwà dià bisà tertidur. Jàdi siàpà pemenàngnyà tentu sàjà kurà-kurà.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Katak dan Kerbau

contoh cerita fabel
Dikisàhkàn àdà seekor kerbàu dàtàng ke sebuàh kolàm untuk minum. Dengàn tubuhnyà besàrnyà si kerbàu berjàlàn di àir. Tànpà sengàjà kàkinyà besàr dàn beràt menginjàk seekor ànàk kàtàk. Sehinggà, ànàk kàtàk itu màsuk ke dàlàm lumpur.



Ibu kàtàk kemudiàn menghitung ànàknyà sàtu per sàtu. Kemudiàn, dià menyàdàri jikà àdà sàtu ànàknyà yàng hilàng. Ibu kàtàk bertànyà pàdà ànàknyà yàng mengenài àpà yàng sudàh terjàdi. 







"Seekor màkhluk yàng sàngàt besàr dàtàng dàn menginjàknyà," jàwàb sàlàh sàtu ànàk kàtàk. Tàngànnyà mengembàng untuk menggàmbàrkàn sebesàr àpà màkhluk itu. 



"Besàr kàtàmu?" ibu kàtàk bertànyà sàmbil bersunguh-sungut, "Sebesàr àpà dià? àpà dià sebesàr ini?" Ibu kàtàk kemudiàn menggembungkàn dirinyà sendiri.



"Tidàk, Bu. Dià sàngàt besàr. Jàuh lebih besàr dàri itu," ànàk-ànàk kàtàk serempàk berkàtà. 



Ibu kàtàk kembàli menggembungkàn dirinyà lebih besàr làgi. "Dià tidàk lebih besàr dàri ini, kàn?"



ànàk-ànàk mengàtàkàn màsih kuràng besàr. Màkhluk tersebut màsih jàuh lebih besàr. Làlu, ibu kàtàk meniup sertà menggembungkàn dirinyà lebih lebih dàn lebih sàmpài àkhirnyà dià meledàk.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------

Kisah Semut Dan Belalang


Hasil gambar untuk gambar semut dan belalang

Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut yang sedang bekerja mencari makanan di dalam hutan. Mereka sangat bersemangat dalam bekerja karena musim kemarau akan segera tiba. Pada saat sedang bekerja, sang raja semut bertemu dengan belalang. ketika itu, si Belalang sedang asyik bermain musik.
Raja semut pun bertanya kepada belalang. “Wahai belalang, mengapa kamu justru bermain musik? apakah kamu tidak mengetahui bahwa musim kemarau akan segera tiba?”
“Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya belalang.
“Kamu harus mencari makanan dan minuman, karena bila musim kemarau telah tiba, semua tanaman akan mati, kamu juga tidak akan bisa mencari air. karena semua air akan akan mengering, jadi, kamu harus mempersiapkannya mulai sekarang, agar nanti kamu tidak menyesal.” kata sang raja semut mengingatkan.
“Buat apa aku harus melakukannya, musim kemarau kan masih lama, hanya saja kau yang terlalu bersemangat semut, sudahlah, percuma saja aku berbicara denganmu” Si belalang pun akhirnya pergi meninggalkan raja semut.

Waktu pun berlalu, tak terasa musim kemarau telah tiba. si belalang bingung hendak mencari makanan kemana lagi, karena tidak ada satu pun tanaman yang ia temukan melainkan semuanya telah mati.
Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke rumahnya semut, ketika ia telah sampai di rumahnya semut, ia telah pingsan karena saking lapar dan hausnya. Untunglah saat itu, ada salah satu semut yang menemukannya dan dibawalah si belalang ke dalam rumahnya, setelah si belalang sadar, ia dijamu dengan berbagai macam buah-buahan dan minuman oleh sang raja semut dan seluruh rakyatnya.
Akhirnya, si belalang pun sadar dan berjanji, bahwa mulai saat ini ia akan lebih giat dalam bekerja dan tak akan bermalas malasan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Singa dan Tikus




Seekor singa sedang tidur-tiduran di sebuah padang rumput di hutan. Perutnya lapar, karena sejak pagi tadi dia belum menyantap sesuap makanan pun. Tiba-tiba penciumannya serasa menemukan ada makanan di dekatnya. Dia mulai mencari-cari apa gerangan yang bisa dimakannya itu. Ternyata, seekor tikus sedang bermain-main di balik rerumputan.“Hai, tikus, tahukah kamu bahwa engkau telah menggangguku” kata singa sambul mengaum, memperlihatkan taringnya yang tajam “Aaauuuummmmmmm……..!!” “Awas kau akan kujadikan santapan pertamaku hari ini”. Dengan sigap dia meloncat, dan dalam sekejap, tikus kecil yang malang itu sudah berada dalam genggamannya.“Oh, singa yang baik, janganlah kau makan diriku,” kata tikus itu ketakutan setengah mati. “Di rumahku tujuh ekor anakku sedang menungguku dan makanan yang sedang kubawa ini”, tikus menghiba. Air matanya mulai menetes dari matanya. Dia menangis… cit…cit..cit…cit.“Ho…ho…ho.. aummmmm, aku tidak akan melepaskanmu tikus kecil. Perutku sudah lapaaaar sekali. Bisa pingsan aku kalau tidak makan sekarang,” singa sudah bersiap hendak memasukkan tikus malang itu ke dalam mulutnya.“Hai, singa, bagaimana kalau kita buat perjanjian. Hari ini biarkan aku pergi. Aku berjanji akan menolongmu kelak jika kau dalam kesulitan,” kata tikus mulai berani.“Bagaimana mungkin makhluk kecil sepertimu menolong aku yang kuat dan besar ini. ho..ho..ho.. aummmmm…!” Namun sang Singa kasihan juga akhirnya melihat Tikus kecil itu menangis. “Baiklah, kali ini kau kulepaskan. Lagian dagingmu pasti tidak bisa mengenyangkan perutku. Sana! cepat pergi…!!”Tikus dengan senang hati berlari meninggalkan singa sambil teriak, “Terima kasih singa…”.Suatu hari tikus sedang berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara seekor singa sedang mengaum, tampaknya kesakitan. “Auummmmm…. aduuuuhhh… tolooong…tolooong.” “Aku terkena perangkap pemburu nakal… tolooong, auuummmm.”Tikus segera menghampiri asal suara itu. Rupanya singa masuk perangkap yang dibuat pemburu. “Jangan kawatir singa, aku datang menolongmu…!” Teriak tikus pada singa. “Cepatt! aku sudah tidak tahan lagi…. auuummmm.” kata singa. Tikus segera melompat masuk kedalam lubang perangkap. Satu demi satu tali perangkap yang mengikat singa dia gigit hingga putus. Dan akhirnya… singa terbebas. Segara dia melompat keluar dari lubang perangkap. “Terima kasih Tikus, kalau tidak ada kamu, pasti aku sudah ditangkap pemburu nakal itu. Akhirnya sejak itu Singa dan Tikus bersahabat dan selalu bermain bersama.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Si Kancil dan Buaya



Pada zaman dahulu Sang Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah bersedia membantu kapan saja.

Suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan. Lalu, ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.

Kancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila terasa capai, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang. Kancil berkata di dalam hatinya “Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat.” Setelah rasa capainya hilang, Sang Kancil kembali menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya yang terdapat di sekitarnya. Ketika tiba di satu kawasan yang agak lapang, Sang Kancil memandang kebun buah-buahan yang sedang masak ranum di seberang sungai. “Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut,” pikir Sang Kancil.

Sang Kancil terus berpikir mencari akal bagaimana cara menyeberangi sungai yang sangat dalam dan deras arusnya itu. Tiba-tiba Sang Kacil memandang Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya, apabila hari panas buaya suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.Tanpa berlengah-lengah lagi kancil menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata,” Hai sahabatku Sang Buaya, apa kabarmu hari ini?” Buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari membuka mata dan didapati Sang Kancil yang menegurnya. “Kabar baik sahabatku, Sang Kancil.” Sambung buaya lagi, “Apakah yang menyebabkan kamu datang ke mari?”


“Aku membawa kabar gembira untukmu,” jawab Sang Kancil. Mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar lagi ingin mendengar khabar yang dibawa oleh Sang Kancil, lalu berkata, “Ceritakan kepadaku apakah yang hendak engkau sampaikan?”

Kancil berkata, “Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini karena Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua.” Mendengar nama Raja Sulaiman saja sudah menakuti semua binatang karena Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah untuk memerintah semua makhluk di muka bumi ini. “Baiklah, kamu tunggu di sini, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawanku,” kata Sang Buaya. Sementara itu, Sang Kancil sudah berangan-angan untuk menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian, semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata “Hai buaya sekalian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua karena Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini.” Kata kancil lagi, “Berbarislah kamu merentasi sungai mulai dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana.”

Karena perintah tersebut datangnya dari Nabi Sulaiman, semua buaya segera berbaris tanpa membantah. Kata Buaya, “Sekarang hitunglah, kami sudah bersedia.” Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ lalu melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mulai menghitung dengan menyebut “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk,” sambil mengetuk kepala buaya hingga Kancil berjaya menyeberangi sungai. Ketika sampai ditebing seberang, Kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak gembira dan berkata, “Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman.”

Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya merasa marah dan malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilangkan di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah-buahan yang sedang masak ranum itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Anak Kambing Dan Serigala




Seekor anak kambing yang sangat lincah telah ditinggalkan oleh penggembalanya di atas atap jerami kandang untuk menghindari anak kambing itu dari bahaya. Anak kambing itu mencari rumput di pinggir atap, dan saat itu dia melihat seekor serigala dan memandang serigala itu dengan raut muka yang penuh dengan ejekan dan dengan perasaan yang penuh kemenangan, dia mulai mengejek serigala tersebut, walaupun pada saat itu dia tidak ingin mengejek sang Serigala, tetapi karena dia merasa serigala tersebut tidak akan dapat naik ke atas atap dan menangkapnya, timbullah keberaniannya untuk mengejek.
Serigala itupun menatap anak kambing itu dari bawah, "Saya mendengarmu," kata sang Serigala, "dan saya tidak mendendam pada apa yang kamu katakan atau kamu lakukan ketika kamu diatas sana, karena itu adalah atap yang berbicara dan bukan kamu. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Kelinci Sombong dan Kura-kura



Sebuah hutan kecil di pinggiran desa jadi tempat hidup sekelompok binatang. Di sana ada kelinci yang sombong dan suka mengejek binatang lain yang lebih lemah. Binatang lain seperti kura-kura, siput, semut, ulat, cacing, kupu-kupu tak ada yang suka pada kelinci sombong itu.

Pada suatu saat si kelinci sombong berjalan dengan angkuh mencari korban untuk diejek. Kebetulan dia bertemu kura-kura.

“Hei, kura-kura lambat! Kamu jangan cuma jalan dong. Belajarlah berlari biar cepat sampai,” kata kelinci mencibir.

“Biar saja, jalanku memang lambat, tapi yang penting tetap selamat. Daripada cepat tapi jatuh dan terluka, lebih baik tetap selamat,” jawab kura-kura.

“Bagaimana kalau kita adu lari,” ajak kelinci menantang. “Kalau kau menang, aku beri hadiah apapun yang kau minta,” kata kelinci pongah.

“Mana mungkin aku beradu cepat denganmu. Kamu kan bisa lari dan loncat, sedang aku, … kan hanya bisa jalan pelan, … karena terbebani rumahku ini,” kata kura-kura tahu diri.

“Harus mau! Kamu tidak boleh menolak tantanganku. Besok pagi aku tunggu kamu di bawah beringin. Aku akan menghubungi srigala untuk jadi wasit,” kata kelinci. “Awas kalau sampai nggak datang, … “ kata kelinci mengancam. Kura-kura hanya diam melongo. Dalam hati dia berkata, “Apa mungkin aku mengalahkan kelinci?”

Keesokan harinya kelinci sombong sudah menunggu di bawah beringin. Srigala sudah datang untuk jadi wasit. Setelah kura-kura ada dan sejumlah binatang hadir jadi penonton, Srigala berkata, “Peraturannya begini. Kalian balapan lari mulai dari garis di bawah pohon mangga itu,” kata Srigala sambil nunjuk, “terus cepet-cepetan sampai di bawah pohon beringin ini. Yang menginjak garis duluan yang jadi pemenang.” Semua yang hadir pun ngangguk-ngangguk.

Setelah semua siap, “Oke, … satu … dua … tiga … lari!” kata srigala memberi aba-aba. Kelinci langsung meloncat mendahului kura-kura. Sementara itu kura-kura melangkah pelan karena rumahnya jadi beban. “Ayo kura-kura, lari dong…..!” teriak Kelinci dari kejauhan sambil mengejek. “Baiklah aku tunggu di sini ya…,” kata kelinci mengejek. Kelinci pun duduk-duduk sambil bernyanyi, mengejek kura-kura yang sulit melangkah.

Karena angin berhembus pelan dan sejuk, tanpa disadari kelinci jadi ngantuk. Celakanya, tak lama kemudian kelinci pun tertidur. Penonton mengira kelinci hanya pura-pura tidur untuk mengejek kura-kura.

Meskipun pelan, kura-kura terus melangkah sekuat tenaga. Diam-diam dia melewati kelinci yang tertidur, terus melangkah dan ….akhirnya mendekati garis finish. Tepat saat kura-kura hampir menginjak garis finish, kelinci terbangun. Dia sangat terkejut mendapati kura-kura sudah hampir mencapai finish. Sekuat tenaga dia berlari dan meloncat, mengejar kura-kura yang diejek dan disepelekannya. Namun apa daya, semuanya sudah terlambat. Kaki kura-kura telah menyentuh garis finish dan Srigala telah mengibarkan bendera finish saat kelinci masih berlari. Kura-kura jadi pemenang dan si kelinci sombong terdiam tak percaya. “Kenapa aku bisa tertidur ya?” katanya menyesal.

“Nah, siapa yang menang?” tanya kura-kura pada kelinci.

“Ya, … kaulah yang menang,” jawab kelinci malu.

“Kamu ingat kan? Kemaren kamu janji aku boleh minta hadiah apa pun bila menang lomba ini kan?” Kata kura-kura mengingatkan.

“Ya, … pilih saja hadiah yang kau ingin,” kata kelinci deg-degan. “

“Aku hanya minta satu hadiah dari kamu. Mulai sekarang kamu jangan sombong lagi, jangan mengejek, dan jangan ganggu binatang lain” kata kura-kura.

“Hanya itu?!” kata kelinci terkejut. “Ya, itu saja.” Kata kura-kura mantap. “Baik, aku berjanji tidak akan sombong lagi, tidak mengejek, dan …. aku minta maaf,” kata kelinci disaksikan semua binatang.
  --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Anak Katak yang sombong



Ditengah padang rumput yang sangat luas terdapat sebuah kolam yang dihuni oleh berpuluh-puluh katak. di antara katak2 tersebut ada 1 anak katak yang bernama kentus, dia adalah anak katak yang paling besar & kuat. karena kelebihannya itu, kentus menjadi sangat sombong. dia merasa kalau tidak ada anak katak lainnya yang dapat mengalahkannya.

Sebenarnya kakak kentus sering menasehati agar kentus tidak sombong pada teman-temannya. tetapi nasehat kakaknya tidak pernah dihiraukan. hal ini menyebabkan teman-temannya mulai menghindarinya hingga kentus tidak punya teman bermain lagi

Pada suatu pagi, kentus berlatih melompat di padang rumput. ketika itu juga ada seekor anak lembu yang sedang bermain disitu. sesekali anak lembu itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. anak lembu itu gembira sekali, dia berlari-lari sambil sesekali memakan rumput yang segar. secara tidak sengaja lidah sapi anak lembu itu terkena tubuh kentus.

“huh, beraninya makhluk ini mengusikku”, kata kentus dengan marah sambil menjauhi anak lembu. sebenarnya anak lembu tidak berniat mengganggunya. kebetulan pergerakannnya sama dengan kentus sehingga menyebabkan kentus menjadi cemas dan melompat segera untuk menyelamatkan diri.

Sambil terengah-engah kentus sampai di tepi kolam. melihat kentus yang kecapaian, teman-temannya heran. “Hai kentus, mengapa kamu terengah-engah dan mukamu pucat sekali?”, tanta temannya. “Tidak apa-apa, aku hanya cemas. Lihatlah padang rumput itu. aku tidak tau makhluk apaitu, tetapi makhluk itu sangat sombong. makhluk itu hendak menelan aku”, kata kentus.

Kakaknya yang baru tiba disitu menjelaskan. “Makhluk itu anak lembu. Sepengetahuan kakak anak lembu tidak jahat. mereka biasa dilepaskan di padang rumput ini setiap hari”, kata kakaknya. “Tidak jahat? kenapa kakak bisa bilang seperti itu? saya hampir ditelannya tadi”, kata kentus. “Ah tidah mungkin. Lembu tidak makan katak atau ikan tetapi hanya makan rumput”, jelas kakaknya.

“saya tidak percaya kak, tadi aku dikejarnya dan hampir ditendangnya”, kata kentus. “wahai teman-teman, aku sebenarnya bisa melawannya dengan menggembungkan diriku”, kata kentus sombong. “lawan saja kentus! kamu pasti menang”, teriak teman-temannya.

“sudahlah kentus, kamu tidak akan dapat menandingi lembu itu. Perbuatanmu itu berbahaya, hentikan!”, kata kakak kentus berualng kali. Tetapi kentus tidak perduli nasehat kakaknya. kentus terus menggembungkan diri karena dorongan teman-temannya. Padahal sebenarnya teman-temannya ingin memberi pelajaran pada kentus yang selalu sombong.


Setelah itu kenus tiba-tiba jatuh lemas. Perutnya sakit dan perlahan-lahan dikempiskan kembali. kakak dan teman-temannya menolong kentus yang lemas kesakitan. Akhirnya kentus malu dengan sikapnya yang sombong yang merugikan dirinya sendiri. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Belalang dan Semut



Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"

"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.
  --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Burung Elang dan Burung Gagak






Seekor burung Elang, dengan kekuatan sayapnya menyambar seekor anak domba dengan kukunya dan membawanya pergi jauh ke angkasa, seekor burung gagak melihat kejadian itu, dan terbayang dibenaknya sebuah gagasan bahwa dia mempunyai kekuatan untuk melakukan hal yang sama dengan burung elang tersebut. Dan dengan membuka sayapnya lebar-lebar kemudian terbang di udara dengan galaknya, dia meluncur kebawah dan dengan cepat menghamtam bagian punggung seekor domba, tetapi ketika dia mencoba untuk terbang kembali dia baru sadar kalau dia tidak bisa mengangkat domba tersebut dan dia tidak dapat terbang lagi karena kukunya telah terjerat pada bulu domba, walaupun dia mencoba untuk melepaskan dirinya, jeratan itu terlalu sulit untuk dilepaskan sehingga dia merasa putus ada dan tetap tinggal di atas punggung domba tersebut.

Seorang pengembala yang melihat burung gagak itu mengibas-ngibaskan sayapnya berusaha melepaskan diri, pengembala itu menyadari apa yang telah terjadi, pengembala itupun berlari dan segera menangkap burung itu lalu mengikat dan mengurung burung gagak tersebut, setelah menjelang sore dia memberikan burung gagak itu kepada anak-anaknya di rumah untuk bermain.

"Betapa lucunya burung ini!" mereka sambil tertawa, "ini disebut burung apa ayah?"

"itu burung gagak, anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia adalah dia seekor burung elang."
 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Hanya itu yang bisa saya berikan,semoga dapat bermanfaat
Jangan lupa follow Instagram saya : @egi.sukma

0 Response to "Kumpulan Cerita Fabel"

Post a Comment